Translate

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Minggu, 08 Juni 2014

Percobaan Pembunuhan Soekarno oleh Pilot Angkatan Udara Indonesia

Pengakuan Daniel Maukar Soal Penembakan Istana Merdeka


Quote:
Det…det…det…det…., rentetan suara di siang itu mengagetkan banyak orang. Roy yang tengah belajar di lantai dua SMP ……. dibuat tersentak. Tidak hanya di sekolahnya, warga Jakarta yang saat itu berada di sekitar Istana Merdeka Selatan, berhamburan mencari tahu asal suara dentuman itu. Bahkan KSAU Marsekal Suryadarma yang tengah rapat di gedung Dewan Nasional, bergegas keluar. Istana ditembak… istana ditembak….. karuan saja teriakan itu menyiutkan nyali setiap orang.
Hari itu, tepatnya 9 Maret 1960 sekitar pukul 12 siang, Istana Merdeka Selatan telah diberondong kanon 23 mm dari sebuah pesawat tempur Mikoyan-Gurevich MiG-17F Fresco nomor 1112 asal Skadron Udara 11. Penerbangnya Letnan II Pnb Daniel Alexander Maukar, callsign “Tiger”. Setelah kurang sukses melaksanakan tugasnya menembak kilang minyak Shell Oil di Plumpang Tanjung Priuk, Istana Merdeka dan Istana Bogor, Daniel Maukar akhirnya mendarat darurat di sebuah desa di Garut.

Masih untung dengan Presiden Soekarno. Pemimpin kharismatik ini siang itu kebetulan sedang memimpin sidang Dewan Nasional di sebuah gedung di samping Istana Merdeka. Gedung ini berjarak sekitar 20 m dari Istana. Seperti biasa, daerah di sekitar tempat sidang dijaga Polisi Pengawal Pribadi Presiden (H. Mangil Martowidjojo, Kesaksian tentang Bung Karno 1945-1967, terbit 1999). Salah satu peserta sidang justru KSAU Suryadi Suryadarma.

Nyaris sejak peristiwa itu terjadi hingga hari ini setelah berlalu 47 tahun, sedikit sekali pengetahuan orang soal itu. Tak kurang TNI AU sendiri, meski potongan-potongan cerita keberanian Maukar menjadi semacam kebanggaan di kalangan tertentu di TNI AU. Lalu kekuatan apa sesungguhnya yang membuat seorang perwira muda bernama Maukar nekat menembak Istana Presiden, bagaimana ia menyiapkan misi itu, bagaimana pula ia menyiapkan pelariannya ke Kadungoro, Leles, Garut, Jawa Barat; apa betul insiden itu terkait dengan rumor direbutnya kekasihnya Molly Mambo oleh Presiden Soekarno serta bagaimana ia bisa lolos dari hukuman seumur hidup.

"Tiger, Tiger, from Kemayoran tower, over." Panggilan itu berkali-kali menyahut di telinga Dani, namun tidak dibalas. "Tiger, Tiger, if you read me please check your fuel." Dani tetap bungkam, karena sekali ia membalas posisinya akan diketahui. Radio dimatikan. Pesawat melaju cukup kencang menuju Bandung. Benak Dani bergalau. Ia membayangkan reaksi Molly apabila tahu apa yang sudah dilakukannya. Pun membayangkan reaksi sang ayah. Hingga ia tidak menyadari sudah terbang jauh, tanpa kendali arah. Ketika tersadar, ia tidak tahu persis berada di mana. Namun Dani yakin, ia pasti sudah mendekati Garut.

Quote:
" Saya tidak akan meninggalkan negri ini, apapun yang terjadi, ada keluarga saya di sini, sekalipun saya harus mati"
Kata kata itu di ucapkan Dani Maukar, setelah brefing dengan Sam Karundeng, yang menyarankan setelah aksinya lebih baik Dani ke luar negri.

Sesuai rencana, Dani harus menemukan enam titik api unggun, tiga di kiri tiga di kanan, sebagai tanda landing site. Tapi apa lacur, di bawah ia melihat begitu banyak api unggun. Sepertinya petani sedang membakar gabah dan asapnya membumbung di mana-mana. Ketimbang pusing, Dani ambil langkah tepat ke selatan, berharap jatuh di laut. Ketinggian mulai diturunkan. Karena buruknya persiapan, memang tidak pernah ada komunikasi antara Bandung dengan tim penunggu di Garut. Jarak yang jauh untuk dicapai lewat darat. Tim yang mestinya ke Malambong untuk berkoordinasi, menurut Dani juga tidak pernah berangkat. Sampai akhirnya MIG-17 yang diterbangkannya mendarat darurat di persawahan Kadungoro, Leles, Garut, Jawa Barat, setelah tiga kali overhead untuk memastikan lokasi pendaratan.

Setelah menurut perhitungan yang pasti bahwa pesawat itu tidak melampaui batas waktu terbangnya. Maka kepada pangkalan-pangkalan Angkatan Udara Husein Sastranegara dan Halim Perdanakusumah diperintahkan untuk mencari pesawat tersebut. Sebelumnya belly landing, Dani sudah menyiapkan pistolnya. Senjata ini akan digunakannya untuk bunuh diri seandainya pesawat terbenam lumpur saat pendaratan. Namun, belum sampai bunuh diri, ia keburu ditangkap tentara yang telah mencarinya dengan melakukan penyisiran wilayah Garut. Setelah ditangkap, sore harinya Komandan Lanud Tasikmalaya Kapten Sumantri dan Letnan Subaryono serta seorang perwira teknik datang mengunjunginya.

Di Jakarta, kekacauan segera terjadi sesaat setelah aksi Dani. Berita mulai tersebar, termasuk di lingkungan AURI. Anehnya, tidak satu pun tuduhan langsung terarah ke Dani. Begitu pun keluarga Maukar di daerah Menteng, tak ada prasangka apa-apa. Di kepala sang Ayah, itu pasti ulah Sofyan, anak Padang yang punya sedikit masalah dengan pemerintah. Sampai ketika dipanggil Provost AURI pun, sang ayah tenang-tenang saja. Ketika ditanya pendapatnya soal insiden yang terjadi hari ini, sang ayah hanya menjawab, "Orang itu harus bertanggung jawab!"

"Itu anak Bapak." Suara provos itu bagai petir di siang bolong di telinga Karel Herman Maukar. Daniel Alexander Maukar pun ditetapkan sebagai tersangka dan ditangkap.



Di kutip dari berbagai sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar